TEROWONGAN
Tujuan
umum dibuatnya sebuah terowongan adalah untuk menjamin transportasi langsung
dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam dan
aktifitas manusia. Terowongan dibuat menembus gunung, di bawah sungai, laut,
pemukiman, gedung- gedung atau jalan raya. Berguna untuk sarana tranportasi,
hidro power, jaringan listrik, gas, saluran pembuangan dan lain-lain.
Klasifikasi
Terowongan berdasarkan Fungsinya:
1)
Terowongan Lalu Lintas (Traffic)
Beberapa
penggunaan terowongan untuk lalu-lintas diantaranya :
•
Terowongan Kereta api
•
Terowongan jalan raya
•
Terowongan navigasi
•
Terowongan tambang
2)
Terowongan Angkutan
•
Terowongan pembangkit Tenaga Listrik (Hidro Power)
•
Terowongan Water Supply
•
Terowongan Sewerage water
•
Terowongan untuk utilitas umum
Terowongan
yang dimaksud di sini adalah sebuah struktur bawah tanah sehingga dalam
pelaksanaannya harus dilaksanakan tanpa boleh mengganggu aktifitas/ kondisi di
permukaan tanah atau dapat pula dilakukan secara gali dan timbun (cut and
cover).
Klasifikasi Terowongan berdasar Cara Pelaksanaannya
1)
Micro Tunnel
Penggunaannya
mayoritas untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air. Ukuran dari
terowongan ini berkisar antara 60 cm s/d 100 cm dan dikerjakan secara modern
dengan cara otomatis dengan peralatan robot.
2)
Terowongan Dongkrak (Jacking)
Teknik
pelaksanaan ini dipilih sebagai alternative karena pengggalian biasa terlalu
mahal karena panjang yang terbatas, misalnya pembuatan underpass dan
sejenisnya. Secara umum pelaksanaannya dilakukan dengan mendongkrak secara
horizontal sebuah segmen beton precast atau baja memotong tanah dan membuang
keluar secara manual bagian volume tanah yang terpotong segmen yang didongkrak
tersebut.
3)
Terowongan Batuan (Rock)
Terowongan
ini dibuat menembus batuan masif yang relative keras dan dapat dilakukan
langsung dengan metode penggalian menggunakan peralatan manual, mekanis maupun
blasting. Masalah yang mungkin dihadapai adalah yang berkaitan dengan air
tanah, dan struktur penopang pada zona patahan.
4)
Terowongan melalui tanah lunak (soft ground)
Termasuk
dalam kategoro ini adalah terowongan yang di buat melalui tanah lempung, pasir
dan batuan lunak (soft rock). Karena mudah runtuh maka untuk pelaksanaan
penggalian digunakan pelindung (shield). Sedangkan lining tunnel harus segera
dipasang bersamaan dengan kemajuan gerakan Tunnel Boring Machine (TBM).
5)
Terowongan Gali dan Timbun (Cut and Cover)
Terowongan
ini dilaksanakan dengan menggali sebuah alur yang cukup sampai kedalaman yang
diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau pemesangan lining precast
dan melakukan penimbunan kembali (covering). Metode ini cocok dilaksanakan jika
tersedia areal yang cukup, tidak mengganggu aktifitas dipermukaan dan letak
jalur terowongan cukup dekat dengan permukaan.
6)
Terowongan Bawah air (Underwater)
Terowongan
ini biasanya melewati jalur batuan atau tanah lunak. Hal yang membedakan dengan
terowongan tanah lunak adalah adanya tekanan air yang sangat tingggi, sehingga
diperlukan metode untuk membuat terowongan menjadi kedap air. Salah satu
metodenya yaitu dengan membuat trench di dasar sungai atau laut lalu
menempatkan precast tube lining dan menerapkan teknik sambungan kedap air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar